Jumat, 27 Februari 2009

Pantai Depok

Sabtu pagi (14/06/2008) Aku bersama keluargaku memutuskan untuk menikmati suasana pantai. Setelah “dikecewakan” oleh penampilan pantai Samas dan gagal mendapatkan gudeg Nggenang, maka kami memutuskan untuk berkunjung sekaligus santap pagi di pantai Depok, Bantul.

Salah satu "warga" pantai Depok.Untuk menuju ke pantai Depok cukup mudah. Dari Yogyakarta, ikuti saja jalan Parangtritis, ketika sudah mendekati pintu masuk pantai Parangtritis, berbeloklah ke arah kanan mengikuti jalan masuk perkampungan warga. Ikuti terus jalan tersebut sampai tiba di pantai Depok. Perjalanan dari Yogyakarta ke pantai Depok memakan waktu sekitar 45 menit. Retribusi untuk memasuki pantai Depok adalah Rp.500 per orang, Rp.1.500 untuk kendaraan roda empat dan Rp.2.000 untuk biaya parkirnya.Seperti pantai-pantai di wilayah Bantul pada umumnya, pantai Depok tidak memiliki lansekap yang unik. Tidak ada gugusan karang seperti yang terdapat di pantai-pantai di wilayah Gunung Kidul. Perbedaannya, di pantai ini pengunjung dapat bermain air di tepi pantai tanpa takut anggota tubuh terluka karena batu karang. Saat aku datang, waktu menunjukkan pukul 09.30. Matahari cukup terik dan kondisi langit yang agak mendung, kurang cocok untuk menghasilkan foto lansekap yang bagus. Tidak patah semangat, melihat banyak sekali aktivitas di sekitar pantai Depok, ide pemotretan di pagi hari itu kuubah sedikit bergaya jurnalistik dengan sudut pandang human interest.
Pelelangan Ikan

Disarankan untuk menawar, walau beberapa penjual memberikan harga pas.Pantai Depok terkenal dengan tempat pelelangan ikannya yang selalu buka setiap waktu. Pengunjung dapat membeli hasil laut yang diperoleh nelayan setempat, kemudian dimasakkan di rumah makan-rumah makan sederhana yang tersebar tidak jauh dari tempat pelelangan ikan. Aku tidak tahu apakah harga-harga hasil laut berikut lebih murah dibandingkan di pasar kota Yogyakarta atau tidak.
  • Udang, Rp.17.000 per 1/2 kg.
  • Cumi, Rp.13.000 per 1/2 kg.
  • Ikan Cakalang, Rp.5.000 per 1/2 kg.
  • Ikan Suruh, Rp.22.000 per 1 kg.

Biaya masaknya pun bervariasi, antara Rp.5000 sampai Rp.7000 per kg, tergantung dari jenis masakannya. Bisa digoreng (tepung atau mentega), bakar, bumbu balado, rica-rica dan lain sebagainya.


Kehidupan Pantai

Sembari menunggu masakan siap untuk disantap, aku memutuskan untuk menjelajah aktivitas di pantai Depok. Ternyata pantai Depok tidak hanya populer sebagai tempat pelelangan ikan saja, ada beberapa aktivitas menarik yang kutemui. Ada beberapa ibu-ibu yang sedang berlatih pukul-tangkap softball. Adapula orangtua yang mengajak jalan-jalan anak mereka menikmati suasana pantai. Ada beberapa remaja yang bermain-main di tepi pantai, karena hari itu bertepatan dengan pengumuman kelulusan SMA.Aktivitas warga pantai Depok pun bermacam-macam. Di tempat pelelangan ikan misalnya, beberapa warga sedang menyusun ikan-ikan agar menarik perhatian pembeli. Adapula seorang nenek yang menjual panganan ringan berbahan hasil laut berukuran kecil. Beberapa los yang tadinya merupakan tempat istirahat bagi sekumpulan kambing, berubah fungsi menjadi tempat penjualan suvenir. Tampak pula beberapa orang yang menjajakan mainan, semisal layang-layang dan kincir angin. Adikku sempat membeli kincir angin yang dihargai Rp.5000 oleh penjualnya yang masih anak-anak tersebut.


Beberapa aktivitas yang mewarnai pantai Depok di pagi hari itu.Peluh membasahi wajah, tanda hari semakin beranjak siang, saatnya aku kembali ke rumah makan tempat keluargaku menunggu. Tentunya dengan penuh harap bahwa hasil laut yang dipesan sudah tersedia di meja, siap untuk disantap. Seiring dengan berjalannya waktu, ada bermacam kegiatan yang berbeda-beda di pantai ini, akan tetapi sayang aku tidak bisa menunggu seharian di pantai ini. Tapi memang aku harus menunggu, soalnya makanannya belum tersaji. Ah sudahlah, aku tidur saja...menikmati semilirnya angin pantai dan desiran ombak pantai Depok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar