Jumat, 27 Februari 2009

PANTAI DEPOK, BANTUL: PESONA, KENIKMATAN SEA FOOD

Pantai Depok adalah sebuah pantai di wilayah Kabupaten Bantul yang kepopulerannya lebih kemudian setelah Pantai Parangtritis. Keduanya masih berada dalam satu deret garis pantai di wilayah paling selatan dari Kabupaten Bantul. Kedua pantai itu masih berada dalam wilayah administratif Kelurahan Parangtritis, Kecamatan Kretek. Lokasi Pantai Depok dapat dijangkau dengan mengikuti jalan raya Parangtritis. Kalau kita berangkat dari arah Yogyakarta (utara), setelah sampai di depan gerbang loket wisata Parangtritis, ambil jalan ke arah barat atau arah ke kanan.

Pantai Depok di Bantul ini mulai dikenal dan kemudian berkembang menjadi kawasan wisata sekaligus tempat pendaratan dan pelelangan ikan sejak sekitar tahun 2006. Ceritanya, pada waktu itu ada beberapa nelayan dari Cilacap yang merasa menemukan tempat pendaratan yang cocok bagi perahu-perahu ikannya di Pantai Depok. Masyarakat sekitar pantai yang mengetahui hal itu kemudian tergugah hatinya untuk ikut-ikutan menjadi nelayan seperti para nelayan dari Cilacap tersebut. Hal ini tentu saja dipicu oleh pendapatan para nelayan dari Cilacap di kala itu yang terbilang cukup menggiurkan.

Pada akhirnya di Pantai Depok ini berdiri sebuah tempat pelelangan ikan (TPI) yang bernama Mina Bahtera pada sekitar tahun 2007. Di TPI inilah kemudian hasil-hasil tangkapan nelayan dari Pantai Depok ini dilelang. Bersamaan dengan itu bertumbuhanlah warung atau kios-kios yang menjual ikan hasil tangkapan dari para nelayan tersebut. Berkaitan dengan hal itu bertumbuhan pulalah warung-warung makan atau restoran dengan andalan makanan yang berbahan baku utama ikan laut (sea food).

Bagi wisatawan yang berkunjung ke Pantai Depok ini mereka dapat memperoleh banyak keuntungan. Di samping mereka dapat menikmati pemandangan pantai/laut yang indah, mereka juga dapat menyaksikan bagaimana terampilnya para nelayan pantai Laut Selatan ini mendaratkan perahunya di hamparan pasir pantai. Sekaligus juga mereka dapat menikmati makanan yang berbahan dasar ikan laut. Mereka bisa langsung memilih ikan segar sesuai selera masing-masing. Sambil menikmati hidangan ikan laut mereka juga bisa langsung menikmati keindahan pantainya.

Pada hakikatnya cara pendaratan perahu di pantai Laut Selatan berbeda dengan Pantai Utara. Hal ini disebabkan oleh karena kondisi fisik atau alam keduanya memang berbeda. Pantai Laut Utara dapat dikatakan tidak bergelombang sedangkan pantai di Laut Selatan gelombangnya dikenal besar dan tinggi.

Jika pendaratan kapal atau perahu di Laut Utara nyaris tanpa hambatan, pendaratan di Laut Selatan ada hambatannya. Salah satu hambatan besar yang terdapat di Laut Selatan adalah adanya gelombang yang besar. Jika nelayan tidak terampil dan tidak bisa “membaca” arah gerak air gelombang, maka perahu yang dibawanya untuk mendarat dapat dengan mudah dijungkirbalikkan oleh gelombang besar ini. Untuk itu tidak aneh jika para nelayan di Laut Selatan, khususnya di Pantai Depok ini, memperlengkapi dirinya dengan rompi pelampung. Di samping itu, semua perahu yang digunakannya diperlengkapi pula dengan cadik dan mesin tempel. Rompi pelampung berguna untuk mengantisipasi jika orang/nelayan yang bersangkutan terlempar ke laut. Sedangkan cadik berguna untuk mempertahankan stabilitas perahu dari hantaman atau goyangan gelombang laut.

Ada sisi lain yang menarik dari proses pendaratan perahu tersebut. Untuk dapat membaca gerak atau arah gelombang besar, nelayan yang berada di atas perahu akan dipandu oleh teman-teman mereka sesama nelayan yang telah berada di daratan (pantai). Cara memandu arah perahu ini persis cara tukang parkir dalam memandu sopir yang akan memarkirkan mobil. Jadi, di samping dengan memperhatikan “lalu lintas” gelombang yang berbahaya, nelayan di atas perahu juga akan memperhatikan gerak atau aba-aba temannya yang telah berada di daratan. Kerja sama itu bukan hanya berhenti di situ. Setelah perahu berhasil mendarat, teman-teman nelayan yang berada di darat kemudian akan datang bersama-sama untuk mendorong perahu agar menepi, jauh dari jangkauan air laut.

Di hamparan pasir nan luas inilah perahu tersebut kemudian bersandar. Dulu hasil tangkapan mereka itu lantas dilelang di TPI. Akan tetapi sekarang hal itu tidak dilakukan lagi. Kini para nelayan tersebut langsung melelang hasil tangkapannya di atas perahu mereka. Tindakan ini dilakukan karena menurut mereka hal itu lebih menguntungkan. Mereka menjadi memiliki posisi tawar yang menguntungkan. Jika hasil tangkapan mereka ini tidak ada yang melelangnya di tempat, barulah mereka menawarkan ikannya ke TPI atau kepada para bakul ikan yang berjajar di kios-kios ikan mereka di Pantai Depok.

Pemandangan pendaratan perahu nelayan ini banyak menarik perhatian para wisatawan atau pengunjung Pantai Depok karena hal semacam itu jarang mereka temukan di tempat lain. Bagi Anda yang penasaran dengan pesona Pantai Depok, silakan kunjungi Pantai Depok di Bantul ini. Nikmati segala keindahan dan keunikannya.

Pelatihan Bagi Pengusaha Rumah Makan di Pantai Depok

Untuk membangkitkan motivasi dan semangat masyarakat pelaku usaha kecil dan menengah yang terkait dengan pariwisata di lokasi yang terkena dampak bencana agar tetap aoptimis mengembangkan kreatifitas serta inovasi dalam mengelola serta mengembangkan usahanya, sebanyak 20 orang pengusaha warung makan di pantai Depok, Parangtritis mendapatkan pelatihan melalui program pemberdayaan masyarakat dalam rangka pegentasan kemiskinan pasca gempa dan tsunami pantai selatan Jawa oleh DiTjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata berlangsung dari tanggal 3-4 Desember 2007 di aula TPI pantai Depok, Parangtritis.

Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Ir. Sambudjo Parikesit dalam sambutan pembukaannya mengatakan bahwa kerusakan fasilitas dan lingkungan obyek wisata telah berdampak serius pada aktifitas kepariwisataan di daerah-daerah yang terkena dampak bencana. Aktbatnya kunjungan wisatawan menurun dan berpengaruh pada kehidupan dan perkembangan usaha ekonomi masyarakat, khususnya usaha-usaha produktif baik di bidang jasa boga, cideramata dan sebagainya.

'' Kami berharap peserta pelatihan mampu mengembangkan diri dan usahanya menjadi lebih baik serta memiliki semangat untuk bangkit dari keterpurukan sebagai dampak gempa dan tsunami '' kata Ir. Sambudjo Parikesit saat membuka pelatihan yang antara lain dihadiri Direktur Pemberdayaan Masyarakat Drs. Ukus Kuswara,MM, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudyaan Pemprov DIY Tazbir, SH M.Hum, Asisten Pembangunan Pemkab Bantul Drs. Suryanto mewakili Bupati Bantul, Epala Dians Pariwisata Kabupatenbantul Drs. Suyoto HS, MMA serta undangan lain hari Senin ( 3/12 ).

Pelatihan serupa juga akan dilaksanakan bagi nelayan pantai Teluk Penyu, Cilacap untuk usaha pegolahan ikan asin dari tanggal 6-7 Desember 2007 serta nelayan pantai Pangandaran, Ciamis untuk pelatihan usaha konveksi tanggal 11-12 Desember 2007. Sedangkan khusus bagi pengusaha warung makan di pantai Depok, Parangtritis materi pelatihan difokuskan pada pelatihan diversifikasi menu serta bahasa Inggris.

Wisata kuliner ala Pantai Depok Yogyakarta

Setiap wisatawan berkunjung ke Jogja (Kabupaten Bantul) pastilah menjadikan Pantai Parangtritis sebagai salah satu objek tujuannya. Paling tidak, mereka akan disodori tawaran ke objek tersebut.

Sebenarnya, daya tarik Pantai Parangtrtis bukan hanya karena tempatnya yang indah, ada objek lain yang letaknya berdekatan, beberapa kilometer ke barat, namanya Pantai Depok. Untuk masuk ke Pantai Depok ini, pengunjung tidak perlu membayar retribusi lagi. Tapi ingat, jalan menuju pantai ini ada dua, di dalam (setelah melewati TPR) dan di luar (sebelum memasuki TPR). Jika Anda dari Pantai Parangtritis, lewat jalur dalam aja. Tapi, jika Anda menjadikan Pantai Depok sebagai tujuan utama, lewat jalur luar tidak masalah, kemudian saat menuju Pantai Parangtritis Anda tidak perlu bayar Retribusi lagi. Jika bingung, tanya aja, percayalah warga setempat akan dengan senang hati memberitahu Anda.

Pantai Depok sebenarnya sama dengan pantai-pantai yang lain, berpasir, anginnya besar, ombaknya juga agak besar. Bedanya, lokasi pantai ini juga menjadi tempat pendaratan perahu nelayan. Di pantai ini juga ada "pasar" ikan sekaligus warung-warung makan yang menu utamanya masakan laut.

Pengunjung Pantai Depok dapat langsung memilih ikan, cumi-cumi, atau udang yang disukainya. Ini merupakan nilai plus pantai ini, karena dapat dipastikan pengunjung bisa menentukan sendiri ikan segar yang diinginkannya, dari yang kecil hingga yang luar biasa besar. Pada saat bersamaan, di sekitar pembeli telah menunggu ibu-ibu yang menawarkan jasa untuk memasak ikan pembeli. Biaya memasak ikan bakar, hanya Rp 5.000 per kg. Selanjutnya, terserah pembeli, mau di bawa pulang atau langsung dimakan. Mau langsung dimakan, tentu harus menambah harga minuman dan harga nasi.

Pantai Depok Menuju Kawasan Ekowisata

Meskipun kontroversi penataan Pantai Parangtritis masih berlangsung, Pemerintah Kabupaten Bantul ternyata telah siap dengan proyek berikutnya. Kali ini, giliran Pantai Depok yang akan ditata menjadi kawasan ekowisata.

Wacana inilah yang menjadi bahasan utama dalam pertemuan yang dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bantul, Rabu (22/11) siang. Pertemuan ini juga melibatkan konsultan swasta, praktisi lingkungan hidup, dan warga Depok.

Dipilihnya peruntukan Pantai Depok sebagai ekowisata karena di pantai sepanjang 4,5 kilometer itu terdapat ekosistem khas gumuk pasir. Kepala Laboratorium Geospasial Parangtritis I Nyoman Sukmantalya menerangkan ekosistem ini berasosiasi dengan terumbu karang dan padang lamun di laut, serta vegetasi di darat.

Kesatuan ekosistem ini dipandang menarik sebagai obyek wisata alam. Peran masyarakat dalam menyokong kegiatan wisata juga perlu diperhatikan. Oleh karena itu, CV Studio Plan selaku biro perencana sekaligus konsultan teknik menyatakan pihaknya akan melakukan studi menyeluruh tentang Pantai Depok.

"Tata ruang yang akan kami susun harus mengakomodasi tiga aspek, yaitu ekologi, ekonomi, dan sosial," kata Lukman Muhamadi, Koordinator Tim Studio Plan.

Lebih lanjut, Lukman mengatakan akan dilakukan jajak pendapat bagi warga Depok lewat kuesioner. Tujuannya untuk mengetahui bentuk penataan pantai seperti apa yang diinginkan masyarakat.

Pelibatan masyarakat, diakui Kepala Bidang Ekonomi Bappeda Bantul Sugeng Sudaruno memegang peranan penting. "Kami sengaja membahas rencana ini lebih awal dengan masyarakat, untuk mencegah timbulnya masalah seperti kasus Mancingan," katanya.

Dalam pertemuan itu, perwakilan warga Depok menyatakan kesediaan mereka untuk direlokasi asalkan pemerintah menyediakan lokasi baru. Warga juga sudah mengetahui status lahannya, yaitu Sultan Ground, yang seharusnya tidak ditempati tanpa magersari.

"Diharapkan, melalui komunikasi intensif, warga dapat memperoleh magersari di lokasi baru dan bisa pindah sebelum proyek dimulai," tutur Sugeng.

Pantai Depok

Sabtu pagi (14/06/2008) Aku bersama keluargaku memutuskan untuk menikmati suasana pantai. Setelah “dikecewakan” oleh penampilan pantai Samas dan gagal mendapatkan gudeg Nggenang, maka kami memutuskan untuk berkunjung sekaligus santap pagi di pantai Depok, Bantul.

Salah satu "warga" pantai Depok.Untuk menuju ke pantai Depok cukup mudah. Dari Yogyakarta, ikuti saja jalan Parangtritis, ketika sudah mendekati pintu masuk pantai Parangtritis, berbeloklah ke arah kanan mengikuti jalan masuk perkampungan warga. Ikuti terus jalan tersebut sampai tiba di pantai Depok. Perjalanan dari Yogyakarta ke pantai Depok memakan waktu sekitar 45 menit. Retribusi untuk memasuki pantai Depok adalah Rp.500 per orang, Rp.1.500 untuk kendaraan roda empat dan Rp.2.000 untuk biaya parkirnya.Seperti pantai-pantai di wilayah Bantul pada umumnya, pantai Depok tidak memiliki lansekap yang unik. Tidak ada gugusan karang seperti yang terdapat di pantai-pantai di wilayah Gunung Kidul. Perbedaannya, di pantai ini pengunjung dapat bermain air di tepi pantai tanpa takut anggota tubuh terluka karena batu karang. Saat aku datang, waktu menunjukkan pukul 09.30. Matahari cukup terik dan kondisi langit yang agak mendung, kurang cocok untuk menghasilkan foto lansekap yang bagus. Tidak patah semangat, melihat banyak sekali aktivitas di sekitar pantai Depok, ide pemotretan di pagi hari itu kuubah sedikit bergaya jurnalistik dengan sudut pandang human interest.
Pelelangan Ikan

Disarankan untuk menawar, walau beberapa penjual memberikan harga pas.Pantai Depok terkenal dengan tempat pelelangan ikannya yang selalu buka setiap waktu. Pengunjung dapat membeli hasil laut yang diperoleh nelayan setempat, kemudian dimasakkan di rumah makan-rumah makan sederhana yang tersebar tidak jauh dari tempat pelelangan ikan. Aku tidak tahu apakah harga-harga hasil laut berikut lebih murah dibandingkan di pasar kota Yogyakarta atau tidak.
  • Udang, Rp.17.000 per 1/2 kg.
  • Cumi, Rp.13.000 per 1/2 kg.
  • Ikan Cakalang, Rp.5.000 per 1/2 kg.
  • Ikan Suruh, Rp.22.000 per 1 kg.

Biaya masaknya pun bervariasi, antara Rp.5000 sampai Rp.7000 per kg, tergantung dari jenis masakannya. Bisa digoreng (tepung atau mentega), bakar, bumbu balado, rica-rica dan lain sebagainya.


Kehidupan Pantai

Sembari menunggu masakan siap untuk disantap, aku memutuskan untuk menjelajah aktivitas di pantai Depok. Ternyata pantai Depok tidak hanya populer sebagai tempat pelelangan ikan saja, ada beberapa aktivitas menarik yang kutemui. Ada beberapa ibu-ibu yang sedang berlatih pukul-tangkap softball. Adapula orangtua yang mengajak jalan-jalan anak mereka menikmati suasana pantai. Ada beberapa remaja yang bermain-main di tepi pantai, karena hari itu bertepatan dengan pengumuman kelulusan SMA.Aktivitas warga pantai Depok pun bermacam-macam. Di tempat pelelangan ikan misalnya, beberapa warga sedang menyusun ikan-ikan agar menarik perhatian pembeli. Adapula seorang nenek yang menjual panganan ringan berbahan hasil laut berukuran kecil. Beberapa los yang tadinya merupakan tempat istirahat bagi sekumpulan kambing, berubah fungsi menjadi tempat penjualan suvenir. Tampak pula beberapa orang yang menjajakan mainan, semisal layang-layang dan kincir angin. Adikku sempat membeli kincir angin yang dihargai Rp.5000 oleh penjualnya yang masih anak-anak tersebut.


Beberapa aktivitas yang mewarnai pantai Depok di pagi hari itu.Peluh membasahi wajah, tanda hari semakin beranjak siang, saatnya aku kembali ke rumah makan tempat keluargaku menunggu. Tentunya dengan penuh harap bahwa hasil laut yang dipesan sudah tersedia di meja, siap untuk disantap. Seiring dengan berjalannya waktu, ada bermacam kegiatan yang berbeda-beda di pantai ini, akan tetapi sayang aku tidak bisa menunggu seharian di pantai ini. Tapi memang aku harus menunggu, soalnya makanannya belum tersaji. Ah sudahlah, aku tidur saja...menikmati semilirnya angin pantai dan desiran ombak pantai Depok.

Jumat, 20 Februari 2009

Pantai Depok


Depok, Kawasan Parangtritis, Bantul INDONESIA

Pantai Depok termasuk pantai yang berada di kawasan Pantai Parangtritis dan secara khusus kawasan Pantai Depok menjadi sebuah perkampungan nelayan. Letaknya kurang lebih 40 kilometer arah selatan dari pusat Kota Jogja, atau tepat di sebelah timur muara Sungai Opak.

Di sini pengunjung bisa menyaksikan kehidupan sehari-hari nelayan sekaligus membeli ikan segar dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Pasar Ikan Pantai Depok yang beroperasi tiap hari serta menikmati masakannya di warung-warung makan yang tersedia.

TIPS & TRIK
  • Perhatikan mitos penduduk setempat yang menyarankan agar tidak memakai pakaian yang berwarna hijau karena dipercaya dapat menarik perhatian "kekuatan" Laut Selatan
  • Ombak pantai Depok cukup tinggi dan dasar laut yang berpalung kecil membuat ombak menggulung dan menyeret serta cukup berbahaya untuk aktivitas mandi atau berenang sehingga tidak dianjurkan untuk terlalu jauh ke tengah laut